Dinamika Pernikahan

 DINAMIKA PERNIKAHAN

Tajuk diatas menurut mimin adalah yang paling tepat, dibandingkan dengan kalimat “Dinamika Perkawinan” sebab apa mas bro…?! sebab Kebo Kawin tapi belum pernah dengar “Kebo Nikah”

Dan paling senang-senang orang adalah orang yang baru menikah, baik pernikahan yang pertama ataupun yang kedua, ketiga kesepuluh dan seterusnya, senyumnya lebar sampai telinga, dunia baru yang penuh dengan keceriaan dan kesenangan tergambar dibenaknya, mengalirlah ucapan“Selamat menempuh hidup baru,”

Tapi tahukah anda mas bro…. bahwa “Menempuh Kehidupan Baru” bukanlah gambaran kesenangan semata, karena kehidupan baru berarti kehidupan yang lain dengan kehidupan yang sudah dialami, kehidupan yang sangat berbeda dari sebelumnya, dan sesuatu yang baru tak selamanya membawa kesenangan, ya gak mas bro..?!

Ada ungkapan bahwa menikah itu:

فرح الشهر وحزن الدهر

“senangnya bulanan sedihnya tahunan”

Ungkapan yang sangat relevan dengan kondisi rungga-rungga zaman sekarang, karena dibenak mereka gambaran menikah adalah hanya mesra-mesraan dengan isteri atau suami, senggama, hubungan badan, jima’ wathi, bargaining posisi, tidur atas bawah, Mr “P”, Ms “V”, ereksi, poreplay, klimaks…. (dih…ngomong apa gah iki..xixixi)

Nah setelah usia pernikahan berjalan satu dua bulanan mereka merasakan bahwa pernikahan bukanlah hal-hal Syahwat Ranjangiyah semata, mereka harus mengemban tanggung jawab dalam hidup baru bersama dalam satu kesatuan yang pada faktanya tidak semudah membalikkan martabak goreng Mas Bro..

Dulu mungkin mereka masih bisa ikut orang tua, dengan enak dan mudahnya meminta uang kepada orang tua, tapi sekarang, mereka harus hidup mandiri, melakukan aktivitas dengan orang “baru”, yaitu pasangannya sendiri yang wajib dia nafkahi, dia jaga, dia rawat dan dia bahagiakan, sebagai bentuk tanggung jawab.

Pernikahan akan mengalami dinamika dan perubahan dan juga pasang surut. Artinya, tidak selamanya hubungan rumah tangga mengalami kebahagiaan. ada kalanya mereka akan memiliki pandangan hidup yang berbeda sehingga akhirnya menyulut pertikaian. Dan alhasil, keluarga menjadi tidak harmonis.

Mungkin ada sebagian yang mampu mengatasi problematika rungga dengan kepala dingin, keterbukaan dalam komunikasi yang baik, serta menerapkan musyawarah dalam memutuskan masalah dan pada ahirnya saling memaklumi dan saling memaafkan.

Tetapi ada juga yang sebaliknya yaitu tidak siap dengan berbagai dinamika, problematika, tantangan hidup yang datang silih berganti. Alhasil, keluarga jadi berantakan karena tidak siapnya mereka dalam mengemban tugas mulia pernikahan ini, mereka melalaikan hak dan kewajiban mereka.

Karena pernikahan adalah miniatur tugas Khilafah dari gusti Allah kepada tiap insan, oleh karenanya diperlukan persiapan yang sangat matang.

Oleh karenanya Hukum asal Pernikahan adalah Mubah bukan Sunnah, dan setiap perkara mubah akan ada perubahan ketika ada ‘Illat yang menyertainya, Nikah bisa jadi sunnah bisa jadi Makruh Bahkan Nikah bisa menjadi Haram.

Intaha….

Salam Sakinah

 

Comments

Popular posts from this blog

Download Kitab "Hayatul Hayawan Al-Kubro" As-Syeikh Kamaludin Ad-Damiry

Download Audio mp3 Kitab Tashowuf "Salalim Al-Fudhola" Syeikh Nawawi Tanara